Rabu, 23 Oktober 2013

Cara Berpisah

Halo!

Pertanyaan sederhana, berapa banyak dari kalian yang baru saja menghabiskan malam bersama sahabat atau kawan? Jalan-jalan?
Meeting? Nonton? Makan? Atau hanya nongkrong sambil ngobrol menghabiskan waktu? Apapun kondisinya, gue yakin sebagian besar dari kita selalu menikmati bertemu dengan teman; baik direncanakan ataupun tidak.

Oh, kecuali seks. Yang direncanakan biasanya lebih minim resiko.

Yang menjadi perhatian gue adalah cara kita mengakhiri masing-masing pertemuan itu. gue yakin gue tidak akan meleset jika gue tebak bahwa kalian seringkali berpisah dengan kalimat “Sampai ketemu lagi, ya!”

Kesal juga untuk menyadari bahwa dalam ungkapan itu sama sekali tidak tersirat adanya pesan bahwa yang mengucapkannya benar-benar ingin pertemuan itu terulang. Bandingkan dengan “Sampai besok di kantor ya!”, atau “Sampai nanti malam jam 8 ya!” yang lebih konkrit soal lokasi dan waktu.

Ungkapan “Sampai ketemu lagi, ya!” menunjukkan kepasrahan tanpa tanda-tanda adanya pikiran atau bahkan rencana untuk mengusahakan sebuah pertemuan lanjutan.

Kalau alasannya karena “Kan kita nggak bisa menjamin bahwa kita pasti bertemu lagi!”, bukannya semua hal juga seperti itu? Apa salahnya sedikit menunjukkan bahwa dalam ketidakmampuan kita memprediksi masa depan, kita menciptakan sebuah target penuh resiko gagal yang didasari keinginan untuk bertemu lagi dengan teman kita?

Mulai sekarang, jika saya menikmati sebuah pertemuan, gue akan menggunakan pertanyaan “Jadi kapan kita bisa ketemu lagi?” untuk mengakhirinya; agar teman gue tahu bahwa saya menikmati pertemuan ini dan ingin sekali mengetahui kemungkinan lokasi dan waktu di mana itu (mungkin) bisa terulang lagi.

Karena, di kepala gue, “Sampai ketemu lagi, ya!” telah berubah menjadi semacam bentuk lain dari ”Gue sih nggak berencana bikin effort untuk ketemu kamu lagi. Tapi ya, kalau di kemudian hari nggak sengaja ketemu atau kita
eventually memang harus ketemu lagi, ya gapapa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar